TrenddJakarta.com – 8 November 2018 Selama 15 tahun benurut-turut. L’Oréal Indonesia sebagai perusahaan yang berakar pada sains terus memberikan dukungan nyata bagi para ilmuwan perempuan. L’Oréal Indonesia menyadari betul bahwa sains dan para ilmuwan memegang peranan penting dalam memberikan solusi bagi tantangan di masa depan. Malam ini, selain memberikan penganugerahan kepada 4 orang ilmuwan perempuan. sekaligus menjadi momentum perayaan 15 tahun program nasional L’Oréal-UNESCO For Women In Science. Acara turut di hadiri Prof. Dr. Arief Rachman, Ketua Harian KNIU Kemdikbud; dan Umesh Phadke, Presiden Direktur, L’Oréal Indonesia. L’Oréal Indonesia menguatkan komitmen atas konsistensinya dalam mendorong kemajuan ilmuwan perempuan di Indonesia.
Kesetaraan gender serta kondisi dunia sains dan perempuan di negara kita patut mendapat perhatian lebih. Menurut data UNESCO, di Indonesia meskipun jumlah mahasiswa perempuan lulusan sarjana sebanyak 52%. Namun angka mahasiswa perempuan tingkat doctor hanyalah sebesar 35%. Artinya kaum perempuan yang meIanjutkan karir dan studi di bidang sains masih sedikit. Selain itu, jumlah ilmuwan perempuan hanya 31% saja dari total jumlah seluruh ilmuwan di Indonesia. Hal ini jauh lebih rendah dIbandingkan kondisi di negara tetangga, misalnya di Filipina dan Thailand, dimana jumlah Ilmuwan perempuannya mencapai lebih dari 50%.
‘Sejak tahun 2001 kami berkomitmen untuk mendukung peran ilmuwan perempuan bagi kehidupan” manusia, melalui penemuan mereka. Kami percaya bahwa perempuan yang berkecimpung di bidang Sains, bisa mengubah dunia. Sebab dunia membutuhkan sains dan sains membutuhkan perempuan.” demikian disampalkan Umesh Phadke, Presiden Direktur L’oréal Indonesia.
“Selama 15 tahun, kami konsisten untuk memiliki kontribusi besar di dunia sains, bukan hanya untuk masa kini namun lebih jauh untuk memberikan slogan terhadap tantangan masa depan.
Melalui Slogan FWIS L’Oréal Indonesia bersama KOWSI Nasional Indonesia untuk UNESCO secara Perlahan mengikis mengenai kaitan antara sains dan ilmu Perempuan. “Catatan dari UNESCO untuk Statistik, angka ilmuwan perempuan rendah, total Ilmuwan Masih ada persepsi yang mengindikasikan bahwa sains bukanlah sesuatu yang ramah untuk kaum perempuan ” ujar Prof. Dr. Arief Rachman, Ketua Harian KNIU Kemdikbud. “Dengan lebuh banyaknya perempuan yang berperan didunia sains, bukan saja kita menjawab masalah ketimpangan gender, tetapi kita juga btsa memastikan riset-riset yang diproduksi itu benar-benar yang terbaik dan sudah mempertimbangkan berbagai hal yang mungkin dulu dikesampingkan, seperti jenis kelamin, sehingga penelitian yang dilakukan bisa bersifat inklusif dan juga bermanfaat untuk semua orang.”
Tidak hanya FWIS, L’Oréal Indonesia juga memiliki program L’Oréal Sorority in Science, menargetkan mahasiswa perempuan; serta L’Oréal Girls in Science, bagi siswi tingkat SMA. Semua program memiliki benang merah yang sama, yakni memilih kaum perempuan yang tertarik, tengah belajar, atau mendedikasikan karir mereka di bidang sains, demi mengembangkan inovasi “ilmiah dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan kemajuan masyarakat di seluruh lndonesia. Dari awal, program ini telah diakui tiga kementerian Indonesia; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Pedindungan Anak, serta Kementerian Riset dan Teknologi. Program ini juga telah mencetak 53 orang ilmuwan perempuan, dan 5 diantaranya telah diakui secara intemasional.(Td/Alvin)