TrenddJakarta.com – Divisi Humas Polri kembali menggelar focus group discussion atau FGD yang bertema ‘Bangkitkan Nasionalisme, Bersama Kita Tangkal Radikalisme dan Berantas Terorisme’. Acara yang berlangsung pada Senin (11/11/19) di kawasan Dharmawangsa, Jakarta Selatan ini menghadirkan sejumlah narasumber diantaranya Putri Presiden pertama RI, Sukmawati Soekarnoputri, Kepala BNPT yang diwakili oleh Kasubdit Kontra Propaganda Direktorat Pencegahan Deputi 1 BNPT Kolonel Pas Sujatmiko, Rektor Universitas Widyatama Prof Obsatar Sinaga, Ketua Pengurus Harian NU yang diwakili oleh Sekum Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama (PP ISNU) Kholid Syeirazi, Karo Multimedia Brigjen Budi Setiawan dan Direktur program sarjana STIK/PTIK, Brigjen Pol Mulyatno serta para mahasiswa.
Karo PID Divisi Humas Polri Brigjen Pol Syahardiantono mengatakan Masalah terorisme di Indonesia masih merupakan persoalan yang serius, oleh karenanya kita harus memperkuat pendidikan dan penanaman dari nilai nilai nasionalisme dan 4 pilar berkebangsaan, ungkapnya membuka acara FGD.
Bahwa Radikalisme dan terorisme sudah ada sejak dulu dan menjadi ancaman yang nyata dan kerap kali menghantui masyarakat di Indonesia dan untuk itu kita perlu menekankan pentingnya kebersamaan Berbangsa dan Bernegara. Dan cara paling sederhana untuk meningkatkan jiwa nasionalis adalah dengan mencintai kebudayaan sendiri. Mencintai kebudayaan sendiri adalah bangga dengan budaya daerah yang menjadi warisan bangsa Indonesia. ungkap Putri Pertama Presiden RI ini.
Hal tersebut menjadi fakta tak terbantahkan bahwa persoalan radikalisme dan terorisme menjadi persoalan bagi bangsa Indonesia. Bahkan mereka mempunyai program recruitment yang dapat mengancam Negara dan Bangsa ini. Untuk itu jangan mudah terpengaruh kepada pembajak agama dan tetaplah berpedoman kepada Pancasil, UUD45 serta NKRI. Demikian pernyataan Kepala BNPT yang diwakili oleh Kasubdit Kontra Propaganda Direktorat Pencegahan Deputi 1 BNPT Kolonel Pas Sujatmiko.
Guru Besar Fisip Universitas Padjajaran dan Rektor Universitas Widyatama Bandung, Prof.DR H Obsatar Sinaga, memaparkan bahwa kebijakan kebijakan yang menyakiti akan cepat memicu Radikalisme dan Terorisme. Dan untuk itu Penanaman nilai-nilai Ideologi Pancasila menjadi keharusan, karena sejatinya inilah wujud jati diri atau kepribadian bangsa Indonesia yang suka menolong tanpa bertanya agamanya.
Sebagai penutup acara, Ketua Pengurus Harian NU yang diwakili oleh Sekum Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama (PP ISNU) Kholid Syeirazi, menambahkan bahwa Terorisme itu nyata , dan Radikalisme bukan pakaian, tetapi pikiran, sikap dan perilaku. Dan yang paling di tekankan kembali oleh beliau adalah Islam bukan Agama Teroris.(Red)