Ken Sugijanto, Satu-Satu nya Travel Influencer asal Surabaya

Trenddjakarta.com-Popularitas media sosial di zaman sekarang rupanya ikut menghadirkan banyak profesi baru, salah satunya adalah travel influencer. Ya, menjadi travel influencer menjadi salah satu profesi yang menarik minat banyak orang sekarang ini. Bagaimana tidak, kalian bisa jalan-jalan ke berbagai destinasi wisata di dalam maupun luar negeri, membagikan tips dan panduan wisata, memberikan kontribusi sebisa mungkin untuk dapat membangkitkan perekonomian lokal atau kegiatan apapun yang menginspirasi orang sekitar kamu. Menarik, bukan?

Salah seorang travel influencer yang sedang naik daun asal Surabaya saat ini adalah Ken Sugijanto. Pria yang akrab disapa Ken ini ternyata berprofesi asli sebagai seorang dosen di sebuah perguruan tinggi swasta. Namun, pria asal Surabaya ini tetap saja tertarik dengan segala hal yang berbau travelling.

“Aku sendiri mulai terjun di dunia travelling itu sejak awal tahun 2015. Awal mulanya sih kayaknya waktu itu belum ngetrend yang namanya influencer atau content creator. Tapi karena aku suka pergi-pergi, jadinya aku abadikan saja beberapa moment penting aku di Instagram. Karena bagi aku, Instagram itu ibarat my personal photo album gitu. Tapi kan gak mau kalau foto-fotonya jelek, aku agak perfeksionis juga sih, makanya aku mulai belajar ngedit pakai aplikasi, terus juga belajar angle foto. Eh ternyata dari situ banyak yang suka,” ujar Ken.

Bagi Ken, selain melepas penat, ternyata kegiatan travelling dapat menambah wawasan, bertemu orang-orang baru, serta belajar budaya-budaya baru.

Bulgari Resort Bali

“Selain itu, kegiatan bepergian ke banyak tempat memberikan aku banyak pengalaman, pembelajaran dan perubahan hidup. Dan dengan mengunjungi tempat-tempat baru, kita bisa melihat cara hidup orang, penampilan, bahasa, dan banyak hal lainnya yang berbeda dan membuat aku menyadari betapa besarnya dunia ini dan betapa kecilnya kita,” tambah Ken.

Menurut Ken, ada dua hal penting yang harus dimiliki oleh seseorang yang berniat menjadi travel influencer. Dua hal tersebut adalah paham kategori dan konsistensi.

“Harus tahu dulu pada saat mau menjadi content creator itu di kategori apa. Jangan hari ini post food eh besok post beauty, nanti followers bingung. Jadi kita harus punya spesialisasi. Hal yang kedua adalah konsistensi. Jadi, content yang dibuat harus ada terus, jangan hari ini post terus besoknya bolong-bolong, sebulan baru post lagi. Nanti orang-orang akan malas melihatnya. Tapi di atas itu semua, kita harus memiliki standard selera sendiri. Karena kalau ngikut gaya orang gak akan ada habisnya, selalu kelihatan kurang punya kita. Belajar dari orang lain gak apa-apa, tapi memaksakan diri jadi orang lain itu yang jangan,” jelas Ken.

Ken pun rupanya telah menjelajahi sekurangnya 40 negara di belahan bumi ini. Di antaranya adalah Meksiko, Islandia, Estonia, Norwegia, Skotlandia, Wales,Spanyol, Portugal, Slovakia, serta Hungaria dan Republik Ceko.

“Kalau negara pertama yang aku kunjungi sewaktu kecil itu ya Singapore, karena the closest to us. Selain itu karena Singapore paling gampang diakses dan gak mahal,” kata Ken.

Namun masih banyak negara yang diimpikan untuk dapat dikunjungi oleh Ken selepas pandemi ini, seperti negara Montenegro, Bosnia, Kosovo, dan Albania.

“Kalau dalam negeri aku pengen banget ke Sumba! Banyak yang bilang bagus banget apalagi resort yang namanya Nihi Sumba by Chris Burch itu, voted The Best Hotel in the World tahun 2016 dan 2017 by Travel + Leisure. Dari Instagramnya ada swimming with horses terus safari spa keren abis bikin ga sabar kesana,“ tambah Ken.

Capella Ubud Bali

Ken lalu membagikan beberapa tips kepada kita semua perihal cara pengambilan gambar, angle, serta cara mengedit foto yang baik dan benar. “Yang pertama, sebelum ke suatu tempat harus research dulu tempat itu kayak gimana. Jadi udah ada gambaran bakal ambil foto kaya gimana, di mana, dan kapan, seperti waktu sunset atau sunrise. Research aku biasanya ya lewat Instagram. Lalu tips yang kedua, angle foto untuk pemandangan aku recommend pakai drone karena dari atas biasanya akan kelihatan jauh lebih bagus. Investasi awal menurutku bagi travel content creator di drone sih. Gak harus yang mahal kok, banyak drone yang oke dengan harga terjangkau juga. Lalu yang ketiga, untuk edit foto biasanya tiap foto akan melewati 3 proses editing. Aku bocorin aplikasinya ya, yang pertama aku biasanya pakai snapseed untuk benerin foto yang kurang oke, kedua lightleap untuk editingnya, dan yang ketiga light distortion (LD) untuk efek-efek tambahan biar makin oke,” terang Ken.

Ken juga berpesan, bahwa untuk saat ini jangan menjadikan travel content creator sebagai profesi utama. Karena menurutnya, untuk menjadi seorang travel content creator, bisa dibilang modalnya masih cukup besar.  “Jadi harus punya pekerjaan utama terlebih dahulu dan anggap ini sebagai sampingan. Dan harus pinter nabung juga dan pinter cari-cari tips travel murah. Seperti misalnya nih, kalau kalian mau beli voucher hotel bintang 5 di Bali bisa lewat agent andalanku yang bernama Evan Rachmad (Instagram @evanrachmad). Dia adalah agen voucher termurah dan terpercaya se-Indonesia,” ujar Ken.

Ke depan, Ken berharap dirinya semakin mampu untuk meng-influence anak muda, khususnya warga Surabaya untuk menjadi travel content creator. Karena menurutnya, di Surabaya masih sangat minim orang-orang yang berprofesi sebagai travel content creator. “Biar aku juga punya lebih banyak teman nantinya,” pungkas Ken.(Td/Jimbrong)