Menguatkan Pemasaran dengan Memadukan Online dan Offline Marketing

trenddjakarta.com, Niagahoster, 24 Februari 2023 – Situasi pandemi yang berangsur membaik, mengizinkan pelaksanaan kegiatan offline dengan lebih leluasa dibandingkan dua tahun terakhir. Kondisi ini tentu berpengaruh pada perilaku masyarakat yang sudah nyaman dan terbiasa mengandalkan gadget selama pandemi.

Selain menggunakan digital marketing omnichannel untuk menjangkau pasar yang lebih luas, pebisnis juga perlu mempertimbangkan untuk melakukan pendekatan offline marketing yang kreatif dan menarik perhatian calon pelanggan yang sudah mulai bepergian dan menghadiri event offline.

Strategi perpaduan menggunakan channel offline dan online marketing yang terintegrasi akan membantu mempromosikan produk dan jasa dengan lebih maksimal. Antara lain dengan strategi Above the Line (ATL) dengan pemasangan billboard dan penyebaran brosur, serta Below the Line (BTL) misalnya dengan event atau expo.

“Brand dapat memanfaatkan event-event offline sebagai bentuk strategi marketing untuk brand awareness hingga memasarkan produk dan jasanya,” ujar Laurensia Octavia, Founder dan CEO Go Digital Consultant, yang menjadi pembicara dalam event Lite Bites 69.0 Niagahoster, Rabu (22/2/2023).


Marketing Kreatif Menarik Perhatian Audiens

Masing-masing channel atau platform yang digunakan untuk kegiatan marketing digunakan untuk tujuan yang berbeda-beda. Pebisnis pun harus mengetahui kebutuhan brand dan produknya agar strategi marketing lebih maksimal.

Dengan serbuan konten di internet, strategi marketing kreatif dapat lebih menarik perhatian pengguna internet. Antara lain yang bisa diterapkan adalah konten marketing dengan konsep storytelling dan pendekatan emosional seperti yang pernah dilakukan oleh Niagahoster dengan campaign #AlwaysByYourSite, serta event kreatif yang sesuai dengan target pasar brand atau produk yang ditawarkan.

Lauren mencontohkan, misalnya event-event yang dilakukan beberapa brand dengan konsep konser untuk menarik perhatian dari target pasar mereka yang berasal dari generasi muda atau yang lebih sering disebut dengan generasi Z.

“Contoh lain adalah brand-brand lokal yang mengajak artis-artis Korea sebagai Brand Ambassador dengan konten-konten kreatif sehingga menarik perhatian banyak orang, terutama pecinta budaya Korea,” kata Lauren.

Menggabungkan Pesan dan Kreativitas

Namun, bukan berarti hanya brand dengan budget besar saja yang bisa melakukan strategi marketing yang kreatif dan memberikan kesan pada audiens. Branding dan marketing dengan strategi kreatif tetap bisa dilakukan dengan metode yang lain.

“Misalnya brand skincare yang pengen banget memposisikan sebagai brand skincare Korea tapi tidak punya budget besar untuk merekrut artis Korea sebagai Brand Ambassador, bisa menggantinya dengan melakukan kerjasama dengan komunitas Korea misalnya, atau secara aktif mengadakan acara yang menjaring pecinta budaya Korea,” saran Lauren.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *