trenddjakarta.com – Indonesia merupakan sebuah negara dengan ragam corak seni musik budaya terbesar dan salah satu yang terlengkap di dunia. Dengan ragam instrumentasi musik dan pola permainan yang warna warni dan unik. Menjadikan Indonesia sebuah negara adidaya di bidang seni dan budaya di dunia. Seluruh kekayaan budaya terutama corak seni musik budaya menjadi suatu kekayaan dan warisan budaya yang harus di jaga dengan baik.
Hal ini tertuang di dalam buku karya Rudy Octave yang berjudul “Indonesia Darurat Irama”. Di mana menurut Rudy Octave, irama merupakan suatu penemuan seni yang sangat penting dalam sebuah pengkaryaan seni musik budaya. Irama dapat mendorong perkembangan musik menjadi semakin maju. Dan alunan musik menjadi lebih luas pengertian dan dampaknya yang melahirkan suatu gerakan koreografi tari dengan pakem yang khas & pasti. Tentunya dapat di ikuti oleh semua orang dengan gerakan yang sesuai. Hal ini juga menjadikan irama pada seni musik dapat lebih di nikmati. Memiliki makna mendalam dan dapat di pelajari dengan mudah.
Rudy Octave menganggap bahwa proses tersebut tidak akan berhasil jika irama-irama tadi tidak memiliki nama. Yang menyebabkan orang akan kesulitan dalam mengidentifikasi, menyebut, memanggil dan mengkomunikasikan jenis musik tersebut. Nama irama-irama harus terdokumentasi dan di sosialisasikan dengan baik. Dalam perjalanannya secara otomatis akan menciptakan suatu struktur tari sosial atau social dance menjadi mudah memasyarakat. Juga akan turut serta mengangkat budaya serta daerah dari mana irama tersebut berasal. Dan secara otomatis pula akan menjadi identitas daerah dan bangsa yang irama tersebut berasal.
Sebagai contoh pada irama musik latin kita mengenal irama salsa dengan tarian salsa. Irama bolero dengan tarian bolero. Irama samba dengan tarian samba. Dan irama tango dengan tarian tango.
Bagi Rudy Octave, hal tersebut menjadi suatu kekayaan dan warisan budaya yang harus di jaga dengan baik. Sebagai contoh adalah gambang kromong, tanjidor, gamelan dan rindik. Namun tidak banyak yang tahu bahwa gambang kromong, tanjidor, gamelan dan rindik adalah merupakan alat musik atau instrumen. Bukanlah sebuah nama irama yang merupakan pola permainan dan bunyi dari instrumen tersebut. Sedangkan nama irama, pola tetabuhan dan pola permainan instrumen musik yang menjadi ciri khas budaya tersebut secara jelas belum memiliki nama. Dan tidak teridentifikasi atau terdokumentasi dengan baik dan jelas. Hal ini menimbulkan kebingungan massal terhadap identitas warisan musik budaya di Indonesia. Kenyataan inilah yang pada akhirnya menginisiasi Rudy Octave untuk membentuk sebuah wadah dan media untuk melakukan pendataan, pengarsipan dan pengkodofikasian dengan baik. Dalam bentuk lembaga penelitian irama musik budaya Indonesia bernama LINI atau Lembaga Irama Nasional Indonesia.
LINI atau LEMBAGA IRAMA NASIONAL INDONESIA di bentuk untuk melakukan riset mendalam tentang seluruh irama yang ada di nusantara. LINI di harapkan dapat menjadi pelopor dalam dokumentasi, pelestarian, pengembangan dan promosi irama tradisional Indonesia. Dan berupaya secara maksimal agar warisan budaya Indonesia berupa irama ini dapat terjaga dengan baik. Dan yang terpenting mendapatkan tempat yang berharga di mata dunia.
LINI memiliki misi :
-Mendokumentasikan irama tradisional dari berbagai daerah di Indonesia dalam format buku, audio visual dan lembaran musik.
-Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan musisi tradisional melalui pelatihan dan sertifikasi.
-Mempromosikan irama tradisional Indonesia melalui publikasi digital, buku dan acara budaya.
-Mendorong kolaborasi antara musisi tradisional, akademisi dan praktisi seni untuk inovasi dalam pelestarian budaya.
Program kerja yang di lakukan LINI adalah berupa penelitian lapangan, produksi audio visual, publikasi digital, penyusunan dan penerbitan buku. Juga pembuatan koreografi tari & pelaksanaan workshop. Serta penyelenggaraan konser irama budaya nusantara. Sehingga dengan demikian menjadi harapan LINI agar irama tradisi budaya yang ada di seluruh nusantara dapat di kenal dan di lestarikan dengan baik.
Rudy Octave berpesan bahwa LINI tidak dapat berjalan sendiri. Peran serta kita semua sebagai masa depan dan anak-anak terbaik bangsa sangat di butuhkan. Agar supaya pekerjaan mulia ini dapat terlaksana dengan baik.
(Td/Man)




