trenddjakarta.com, JAKARTA, 16 JUNE 2025 – Transisi energi Indonesia sudah bergerak. Tetapi sebuah laporan baru memperingatkan bahwa tanpa fokus yang lebih kuat pada aspek manusia dan komunitas, kemajuan akan terhambat.
Hari ini the Centre for Policy Development (CPD), merilis laporan yang berjudul “Powering Prosperity: A framework for a fair and inclusive energy transition in Indonesia”. Laporan ini memetakan peta jalan praktis untuk membantu memastikan transisi energi tidak memberikan dampak buruk. Melainkan membuka dan memperkuat peluang ekonomi dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.
Indonesia menghadapi risiko iklim yang meningkat, Termasuk banjir, tanah longsor dan panas ekstrem yang sudah mengancam kehidupan dan mata pencaharian masyarakat. Bank Dunia memperkirakan bahwa dampak iklim dapat merugikan Indonesia hingga 7% dari PDB pada tahun 2100. Pada saat yang sama, dengan ekonomi yang masih sangat bergantung pada batu bara dan industri padat emisi lainnya. Indonesia harus beradaptasi dengan pasar global yang bergeser dengan cepat dari bahan bakar fosil.
Menyadari tantangan ini, pemerintah Indonesia telah berkomitmen pada target iklim. Termasuk mengurangi emisi hingga 43% pada tahun 2030 dan mencapai nol bersih pada tahun 2060. Tetapi laporan tersebut memperingatkan bahwa tanpa fokus yang lebih besar pada aspek manusia dari transisi energi, perubahan ini dapat memperdalam ketidaksetaraan, menggusur pekerja. Serta juga menciptakan risiko bagi stabilitas sosial dan politik. Baik itu di wilayah yang bergantung pada industri emisi tinggi maupun di daerah yang mengalami tekanan baru dari proyek energi terbarukan dan penambangan mineral kritis.
Laporan tersebut berpendapat agar transisi energi Indonesia berhasil, transisi energi harus lebih dari sekadar mengurangi emisi dan membangun industri baru. Tetapi juga harus menciptakan peluang nyata bagi semua masyarakat untuk mendapatkan manfaat, terutama mereka yang paling berisiko tertinggal.
Laporan ini menguraikan tiga prinsip inti untuk memberikan transisi yang adil:
Memastikan mereka yang terkena dampak transisi memiliki suara dan akses ke pilihan nyata;
Melindungi orang dan komunitas yang menghadapi kerentanan agar tidak di biarkan lebih buruk;
Memastikan manfaat dan biaya transmisi di bagi secara merata di seluruh masyarakat.
Laporan ini juga menawarkan rekomendasi praktis, termasuk menetapkan visi nasional yang jelas yang di dukung oleh peta jalan kebijakan terperinci. Menciptakan badan koordinasi nasional untuk membantu mengarahkan upaya, dan mengembangkan penilaian tenaga kerja yang kuat dan strategi pelatihan ulang. Kolaborasi internasional juga akan sangat penting, terutama untuk mendukung keterlibatan masyarakat dan pengembangan tenaga kerja.
Centre for Policy Development CEO Andrew Hudson mengatakan transisi energi Indonesia berada pada titik balik. Dan keberhasilan akan tergantung pada seberapa baik kebijakan mencerminkan kebutuhan masyarakat dan masyarakat.
“Indonesia telah membuat beberapa kemajuan dalam transisi energi, tetapi ujian sebenarnya adalah memastikanbahwa itu bermanfaat bagi semua orang.
“Pemerintah harus mengatasi dampaknya terhadap rumah tangga, pekerja, dan masyarakat sejak dini. Dengan melakukan ini, ia dapat membangun dukungan publik yang lebih kuat, membuka peluang ekonomi. Dan bergerak lebih cepat dan lebih percaya diri menuju tujuan iklimnya.”
Senior Adviser Ruddy Gobel mengatakan laporan itu menunjukkan transisi yang adil tidak hanya dapat di capai, tetapi sudah dalam jangkauan.