
trenddjakarta.com, Semarang, 4 Agustus 2025 – MarkPlus Institute resmi membuka Indonesia Marketing Festival (IMF) 2025 di Kota Semarang. Yaitu melalui Semarang Marketing Festival 2025 yang di awali dengan program Campus Day di Universitas Diponegoro. Memasuki tahun ke-13. IMF terus menjadi ajang strategis yang mempertemukan pelaku bisnis, akademisi, industri dan pemerintah dalam merespons dinamika pemasaran Nasional di tengah percepatan transformasi digital dan adopsi kecerdasan buatan (AI).
Semarang di pilih sebagai kota pembuka karena kekayaan sejarah, semangat kewirausahaan dan komunitasnya yang kuat. Menjadikannya representasi ideal kolaborasi antara nilai lokal dan kesiapan menghadapi masa depan. Dengan tema “Sustainable Marketing in the AI Era”. IMF 2025 mendorong peran aktif generasi muda dalam membentuk lanskap pemasaran yang lebih inovatif, inklusif dan berkelanjutan.
Acara di buka oleh Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si., Rektor Universitas Diponegoro. Dan yang menekankan pentingnya pendidikan yang berdampak, berorientasi pada kebermanfaatan, dan keberanian dalam mengambil keputusan sejak usia muda.
“Dalam perjalanan hidup dan karier, keputusan yang di ambil di usia muda sangat menentukan arah masa depan. Karena itu, berpikirlah bermartabat dan jadilah pribadi yang bermanfaat. Jika tidak unggul, kita hanya akan menjadi ‘ombyokan’ di Pasar Johar,” ungkap Suharnomo.
Rangkaian Campus Day IMF Semarang juga menghadirkan sesi Diplomat Success Challenge by Wismilak Foundation bersama Hesti Rosa, CEO Mebiso.com. Beliau yang mengajak peserta melihat kegagalan sebagai proses pembelajaran. Serta menjadikan AI sebagai mitra dalam menemukan solusi kewirausahaan.
“Kegagalan adalah bagian penting dari proses belajar dan tumbuh. Tidak perlu menunggu sempurna untuk memulai, terkadang ide kecil pun bisa berkembang menjadi bisnis besar. Seperti AI yang kini menjadi bagian dari realitas yang di manfaatkan sebagai mitra strategis dalam menghadapi tantangan, baik di bisnis maupun kehidupan harian.” ujar Hesti.
Sorotan lain hadir dari sesi bersama Resti Ghita. Yaitu Brand Manager Elizabeth yang membagikan pandangannya tentang pentingnya bagi brand lokal untuk berinovasi dan beradaptasi di industri fashion yang dinamis. Juga relevansi dalam menjangkau preferensi konsumen di era AI.
“Status sebagai brand lokal bukanlah keterbatasan, melainkan keunggulan yang bersumber dari pemahaman budaya serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahan tren. Dalam industri fashion yang dinamis, inovasi menjadi kunci keberlangsungan. Yang sekaligus juga menguasai strategi pemasaran di platform seperti Instagram, TikTok, dan search engine,” unggah Resti.
Sesi pemaparan selanjutnya oleh Putri Adi Setyaningsih, Marketing Officer B2B Pegadaian. Membahas pentingnya literasi keuangan dalam sesi “Safe & Shiny: Emas, Investasi Paling Aman Buat Gen Z”. Ia menekankan bahwa kebiasaan kecil dalam pengeluaran harian dapat di alihkan menjadi langkah awal investasi masa depan melalui tabungan emas digital.
“Mengalihkan kebiasaan konsumtif harian (membeli kopi atau jajan) untuk menabung emas mulai dari Rp50.000 adalah langkah strategis membangun aset dan ketahanan finansial sejak dini. Dengan harga 0,1 gram emas sekitar Rp18.000, generasi muda kini bisa mulai berinvestasi dengan mudah melalui aplikasi digital tanpa harus antre,” jelas Putri.
Tak ketinggalan, Gaby Balqies, Growth and Acquisition blu by BCA Digital turut memaparkan mengenai digital cash stuffing. Sebuah metode pengelolaan keuangan yang kini populer di kalangan anak muda. Dengan memanfaatkan fitur kantong dalam aplikasi digital banking, pengguna dapat membagi dana ke berbagai pos. Seperti kebutuhan harian, tabungan, hingga dana darurat secara konsisten.
“Menabung tak harus menunggu penghasilan besar, yang terpenting adalah konsistensi. Bahkan dengan Rp20.000 per hari, seseorang sudah dapat membangun kebiasaan finansial yang sehat. Kami ingin menjadikan pengelolaan keuangan lebih mudah di akses melalui fitur yang bantu kelola tabungan, dana darurat, hingga rencana jangka panjang,” jelas Gaby.
Sesi utama dalam Campus Day IMF Semarang di tutup oleh Marthani, Chief Operating Officer MarkPlus Institute. Yang melalui paparannya bertajuk “Marketing Pathways: What’s Hot?”. Sesi ini membedah dinamika industri pemasaran terkini, keterampilan masa depan yang di butuhkan. Serta juga peluang karir yang terbuka lebar di tengah era disrupsi teknologi.
“Melalui MarkPlus Institute dan Indonesia Marketing Festival 2025. Kami berkomitmen untuk mendorong mahasiswa tidak hanya agar siap memasuki dunia kerja, tetapi juga mampu berpikir strategis. Dan juga memahami peran mereka dalam ekosistem digital yang terus berkembang. AI bukan untuk di takuti, melainkan di manfaatkan secara cerdas,” jelas Marthani.
Melalui inisiatif ini, MarkPlus Institute menegaskan peran sebagai katalisator yang menjembatani dunia pendidikan dan industri profesional. Membekali generasi muda yang tidak hanya adaptif secara teknologi, tetapi juga visioner dalam membangun karier. Juga yang terpenting siap menjadi agen perubahan yang relevan dan berdampak.
(***)