
trenddjakarta.com, Jakarta, 4 Agustus 2025 — Traveling kini bukan sekadar jalan-jalan. Bagi anak muda Indonesia, menjelajah nusantara adalah cara untuk menunjukkan rasa bangga terhadap negeri sendiri sekaligus berbagi cerita lewat konten media sosial. Fenomena ini makin terasa beberapa tahun terakhir, seiring meningkatnya minat generasi muda terhadap wisata alam dan budaya lokal. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memiliki 2.930 Objek Daya Tarik Wisata Alam (ODTW), termasuk 742 objek wisata alam. Tak heran jika tren wisata dalam negeri terus meroket. Tahun ini, Kementerian Pariwisata mencatat lonjakan 12,61 persen jumlah wisatawan nusantara di banding tahun lalu.
Salah satu kawasan yang mencuri perhatian adalah Kalimantan, dengan pertumbuhan kunjungan hingga 200 persen. Pulau terbesar ketiga di dunia ini menyimpan hutan tropis yang lebat, sungai-sungai deras, dan pantai alami yang masih perawan. Tak sedikit yang menyebut Kalimantan sebagai hidden gem Indonesia.
Keindahan inilah yang mendorong Daffa Urrofi (Urrofi), content creator sekaligus filmmaker, untuk melakukan ekspedisi panjang melintasi pulau ini. “Kalimantan lebih besar dari Spanyol, dan setiap sudutnya menawarkan pengalaman unik. Saya ingin menangkap semua keindahan itu agar tidak selamanya jadi hidden gem,” tutur Urrofi.
Menyusuri 4.500 KM di Jantung Borneo
Urrofi kini tengah menempuh perjalanan darat sejauh 4.500 km bersama SUV merah kesayangan, yang ia panggil Bejo. Rute di mulai dari Balikpapan, melewati Samarinda, Palangkaraya, hingga Pontianak, dan berlanjut ke puncak tertinggi di Kinabalu. Tak hanya kota-kota besar, Urrofi juga menargetkan destinasi ikonik seperti Taman Nasional Tanjung Puting, rumah orangutan. Serta Bukit Kelam, batu monolit raksasa yang jadi habitat kantong semar, tanaman karnivora langka.
Namun, perjalanan semacam ini jelas bukan perkara ringan. Jalur darat Kalimantan kerap menghadirkan kejutan. Jalan berliku yang mendadak berlumpur usai hujan, jembatan kayu sederhana yang harus di lalui perlahan. Hingga malam-malam panjang di tepi sungai saat suara serangga berpadu dengan gemericik air.
Di setiap pagi sebelum melanjutkan perjalanan, Urrofi meminum Bejo Jahe Merah. Aroma hangat jahe bercampur manisnya kurma menyeruak, memberi semangat baru bahkan sebelum mesin mobil di nyalakan.
Hangatnya menyusup ke tubuh, mengusir kantuk dan dingin pagi pedalaman Kalimantan, membuat langkah kembali ringan. Dengan racikan jahe merah, adas, mint, cabe jawa, dan kurma. Bejo Jahe Merah memberi manfaat anti-inflamasi dan antioksidan yang membantu tubuh melawan masuk angin, meredakan mual, serta menjaga energi tetap stabil sepanjang hari.
Rindu Melati Siregar, Group Brand Manager Natural Wellness Category PT Bintang Toedjoe, mendorong generasi muda untuk berani mewujudkan wishlist mereka menjelajahi pelosok Indonesia. “Saat menjelajahi alam, masuk angin dan mabuk darat bisa mengganggu kenyamanan. Kita punya herbal asli Indonesia: jahe merah yang di kenal mampu meredakan mual, pusing dan menjaga daya tahan tubuh. Semua manfaat ini kami hadirkan dalam Bejo Jahe Merah, teman perjalanan yang bisa di andalkan,” ungkap Rindu.
Tak berhenti pada perjalanan, Bejo Jahe Merah juga meluncurkan kampanye Anti Angin Angin Club lewat gerakan #PamerIndonesia dan #AkuMerahPutih. Gerakan ini mengajak generasi muda untuk membagikan kebanggaan mereka terhadap kekayaan alam dan budaya Indonesia di media sosial. Sejumlah content creator populer seperti Jeremy Owen, Juwita Situmorang, Bang Ijal, dan We The Sibs ikut serta dalam kampanye ini.
“Bejo Jahe Merah siap menemani generasi muda menjelajahi negeri ini. Dengan kemasan sachet yang praktis dan manfaat lengkap, kami ingin mereka menikmati perjalanan dengan nyaman dan bangga berkata: #AkuMerahPutih,” tambah Rindu.
Menjadikan Hidden Gems Tak Lagi Tersembunyi
Bagi Urrofi, perjalanan kali ini bukan sekadar road trip, melainkan misi memperkenalkan Kalimantan ke mata dunia. Ini adalah ekspedisi ketiganya dalam mengeksplorasi nusantara. Malam-malam panjang di pedalaman, ketika langit penuh bintang dan hanya suara hutan yang menemani. Di tambah hawa lembap khas hutan hujan, membuatnya semakin yakin bahwa keindahan ini harus di lihat lebih banyak orang.
“Sambil di temani Bejo si mobil merah dan Bejo Jahe Merah, penjelajahan Borneo hingga ke sudut-sudutnya bisa berjalan lancar. Semoga hidden gems Borneo dapat terungkap satu demi satu dan jadi tujuan wisata banyak masyarakat muda Indonesia, bahkan mancanegara,” tutup Urrofi.
Dengan semangat muda, kekayaan alam Indonesia, dan dukungan herbal tradisional yang kini hadir dalam kemasan modern. Setiap kilometer perjalanan bukan sekadar jarak, melainkan langkah untuk memperkenalkan wajah terbaik nusantara pada dunia.
(***)






