
trenddjakarta.com, 8 September 2025 – Jakarta, PT United Tractors Tbk (“Perseroan” atau “UT”) menyampaikan Paparan Publik secara daring dalam rangkaian acara Public Expose Live 2025 yang di selenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan menyampaikan inisiatif pengembangan bisnis, kinerja keuangan pada semester pertama tahun 2025, kinerja operasional hingga bulan Juli 2025, serta tanggung jawab sosial Perseroan. Paparan Publik ini turut di hadiri oleh jajaran Direksi Perseroan. Yaitu Frans Kesuma, Loudy Irwanto Ellias, Ari Sutrisno, Iwan Hadiantoro, Idot Supriadi, Vilihati Surya, Widjaja Kartika, Hendra Hutahean, serta Sekretaris Perseroan, Sara K. Loebis.
“Secara umum, kinerja Perseroan hingga pertengahan tahun 2025 berjalan cukup baik dan sejalan dengan rencana. Di tengah kondisi bisnis yang dinamis serta tekanan pada harga batu bara. Perseroan tetap mampu mempertahankan neraca keuangan yang solid. Hal ini memberikan ruang bagi kami untuk terus menjajaki peluang investasi. Yang sekaligus melanjutkan diversifikasi portofolio di masa mendatang. Dengan fondasi tersebut, kami optimis Perseroan dapat mencatatkan kinerja yang lebih baik pada tahun 2026 dan seterusnya”. Ujar Presiden Direktur UT, Frans Kesuma.
Dalam paparan publik di jelaskan bahwa Perseroan memiliki lima segmen usaha. Segmen pertama adalah Mesin Konstruksi, yang bergerak di bidang distribusi alat berat dan layanan purna jual. Kedua adalah Kontraktor Penambangan, yang di jalankan oleh PT Pamapersada Nusantara. Ketiga adalah Pertambangan, terdiri dari Pertambangan Batu Bara dengan holding company PT Tuah Turangga Agung, Pertambangan Emas melalui PT Agincourt Resources dan PT Sumbawa Jutaraya. Serta Bisnis Nikel yang di jalankan oleh PT Stargate Pasific Resources dan investasi pada Nickel Industries Limited (NIC). Segmen keempat adalah Industri Konstruksi, di jalankan oleh PT Acset Indonusa Tbk. Dan segmen kelima adalah bidang Energi yang di jalankan oleh PT Energia Prima Nusantara.
Kinerja Keuangan Perseroan
Pada semester pertama tahun 2025. Perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp68,5 triliun atau naik sebesar 6% dari Rp64,5 triliun pada periode yang sama di tahun 2024. Pendapatan bersih tersebut terutama berasal dari:
- Rp26,1 triliun dari segmen Kontraktor Penambangan, 7% lebih rendah dari semester pertama 2024.
- Rp20,9 triliun dari segmen Mesin Konstruksi, 34% lebih tinggi dari semester pertama tahun 2024.
- Rp13,4 triliun dari segmen Pertambangan Batu Bara Termal dan Metalurgi, 14% lebih rendah dari semester pertama tahun 2024.
- Rp7,0 triliun dari segmen Pertambangan Emas dan Mineral Lainnya, 60% lebih tinggi dari semester pertama tahun 2024.
Laba bersih Perseroan turun 15% menjadi Rp8,1 triliun, di sebabkan oleh penurunan kinerja dari segmen Kontraktor Penambangan yang terkendala curah hujan tinggi dan segmen Pertambangan Batu Bara Termal dan Metalurgi akibat harga jual batu bara yang lebih rendah. Namun demikian sebagian dapat di imbangi oleh peningkatan kontribusi dari segmen Pertambangan Emas dan Mineral Lainnya serta segmen Mesin Konstruksi.
Ringkasan kinerja konsolidasi Perseroan dapat di lihat pada tabel berikut ini:
Segmen Usaha Mesin Konstruksi
Sampai dengan bulan Juli 2025, segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat peningkatan penjualan alat berat Komatsu sebesar 23% menjadi 3.098 unit yang di dorong oleh peningkatan penjualan di semua sektor. Komatsu tetap mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar alat berat. Berdasarkan riset pasar internal, pangsa pasar Komatsu adalah 24%.
Penjualan Scania naik dari dari 229 unit menjadi 323 unit dan penjualan UD Trucks naik dari 103 unit menjadi 114 unit. Sampai dengan semester pertama 2025, pendapatan Perseroan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat meningkat sebesar 2% menjadi Rp5,5 triliun. Total pendapatan bersih dari Mesin Konstruksi meningkat 34% menjadi Rp20,9 triliun.
Segmen Usaha Kontraktor Penambangan
Segmen usaha Kontraktor Penambangan dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA) dan anak usahanya PT Kalimantan Prima Persada (KPP Mining). PAMA dan KPP Mining (PAMA Grup) menyediakan jasa pertambangan untuk pemilik konsesi tambang, dengan membantu mereka dalam pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) dan produksi batu bara serta mineral lainnya.
Sampai dengan bulan Juli 2025, PAMA Grup mencatatkan volume pekerjaan pemindahan tanah yang lebih rendah sebesar 9% menjadi 638 juta bcm dan volume produksi batu bara untuk para kliennya turun 1% menjadi 83 juta ton, dengan rata-rata stripping ratio sebesar 7,7x. Pemindahan tanah dan produksi batu bara klien yang lebih rendah di sebabkan oleh curah hujan yang lebih tinggi dari proyeksi.
Segmen Usaha Pertambangan Batu Bara Termal dan Metalurgi
Segmen usaha Pertambangan Batu Bara Termal dan Metalurgi di jalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (Turangga Resources). Sampai dengan bulan Juli 2025, tambang batu bara Turangga Resources mencatatkan volume penjualan batu bara sebesar 8,0 juta ton (termasuk 2,4 juta ton batu bara metalurgi), naik 19% dari periode yang sama tahun 2024. Total volume penjualan batu bara termasuk batu bara pihak ketiga mencapai 9,5 juta ton, 12% lebih tinggi di bandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sampai dengan semester pertama 2025, pendapatan segmen usaha Pertambangan Batu Bara Termal dan Metalurgi turun sebesar 14% menjadi Rp13,4 triliun, di karenakan penurunan rata-rata harga jual batu bara.
Segmen Usaha Pertambangan Emas dan Mineral Lainnya
Sampai dengan semester pertama 2025. Segmen usaha Pertambangan Emas dan Mineral Lainnya mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 60% menjadi Rp7,0 triliun. Ini terutama di sebabkan oleh peningkatan penjualan dan harga rata-rata emas.
Pertambangan Emas
Dalam paparan publik ini juga di jelaskan usaha pertambangan emas Perseroan yang di operasikan oleh PT Agincourt Resources (PTAR) dan PT Sumbawa Jutaraya (SJR). PTAR mengoperasikan tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara dan SJR mengoperasikan tambang emas di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Total penjualan setara emas dari PTAR dan SJR sampai dengan Juli 2025 sebesar 143 ribu ons. Dan ini 12% lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu. Adapun penjualan setara emas dari PTAR sebesar 136 ribu ons dan dari SJR sebesar 7 ribu ons.
Bisnis Nikel
PT Stargate Pasific Resources (SPR) mengoperasikan tambang nikel di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. SPR mencatatkan penjualan bijih nikel sebesar 1,3 juta wet metric ton (wmt) sampai dengan bulan Juli 2025. Yang terdiri dari 415 ribu wmt saprolit dan 876 ribu wmt limonit. Nickel Industries Limited (NIC) yang sahamnya di miliki Perseroan sebesar 20,14%. Ini merupakan perusahaan pertambangan dan pengolahan nikel terintegrasi dengan aset utama yang berlokasi di Indonesia. Kinerja bisnis ini di semester pertama 2025 terdampak oleh pencatatan penurunan nilai terkait dua proyek RKEF lama milik NIC di kuartal terakhir tahun 2024.
Peristiwa Penting
Pada bulan Juni 2025, Perseroan melalui PT Energia Prima Nusantara (EPN) menyelesaikan akuisisi tambahan 30,6% saham di Supreme Energy Sriwijaya (SES). Yaitu senilai USD30,8 juta, sehingga meningkatkan total kepemilikan di SES menjadi 80,2%. SES adalah pemegang 25,2% saham di Supreme Energy Rantau Dedap (SERD). Yang memiliki proyek panas bumi yang beroperasi di Sumatera Selatan dengan kapasitas terpasang 91,2 MW. Setelah transaksi ini, total kepemilikan saham langsung dan tidak langsung Perseroan di SERD adalah 40,4%.
(***)