Pilar Indonesia Bersatu Bedah Visi & Misi Presiden dan Wakil Presiden Periode 2019-2024

Trenddjakarta.com – Jakarta 10 Oktober 2019 – Pilar Indonesia Bersatu adakan Konvensi Calon Menteri versi Relawan & Membedah Visi dan Misi dari Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024. Dihadiri oleh sejumlah relawan dan aktivis, juga calon menteri versi Relawan diantaranya, Prof.Dr.Ir San Afri Awang MSC, Hendrik Leonardus Karosekali SE MBA, Elita Budiati SKM,MSI, Dr Michael SE,ME, Dr Tahta Anja MH, serta Sandra Charlotha L.

Hendrik Leonardus Karosekali SE, MBA, calon menteri dari UGM mengatakan, “Saya sedikit menguraikan tentang visi dari presiden kita terpilih ini, ada 5 visi, yang pertama ingin mempercepat dan melanjutkan pembangunan infrastruktur. Saya kira ini sesuatu yang wajar pada tahap pertama sangat berhasil untuk membuka keterbelakangan, kedua, terkait dengan pembangunan sumber daya manusia”. Kita sadar betul bahwa pada kesempatan kedua untuk terus tancap gas untuk membangun sumber daya manusia dimulai dari sistem pendidikan dan implementasi pendidikan dan juga terkait dengan mempercepat investasi yang masuk ke negara kita secara luas.

Presiden melakukan reformasi birokrasi, dengan demikian memang kita sadari bahwa birokrasi kita ini masih banyak jalan ditempat, walaupun kita sudah melakukan perubahan banyak. Presiden melakukan perubahan begitu banyak, tetapi sebetulnya respon dari setiap Kementerian teknis ini cenderung seperti kembali kepada titik awal.

Pada tahun pertama dan tahun kedua memang berjalan bagus, tapi masuk tahun ketiga, keempat dan kelima mulai terjadi perlambatan, perlambatan hingga gerakan revolusi mental seperti jalan ditempat dan harus kita dorong kepada Presiden agar ini bisa kita perbaiki dan yang paling penting adalah persoalan perizinan yang sejak tahun 2017 presiden mengatakan, Ayo segera setiap Kementrian melakukan kemudahan-kemudahan di dalam perizinan, supaya prestasi kita akan lebih baik. Kalau perizinan sulit. Katakanlah kita bandingkan dengan Singapura. Singapura sudah luar biasa Untuk Asia Tenggara. Singapura nomor satu untuk dunia, kita masih di angka 90 ungkap Sandra Charlotha , menambahkan pernyataan dari Hendrik.

Jadi saya kira ini pekerjaan besar yang harus kita kerjakan dan yang terakhir itu, anggaran belanja negara yg tepat sasaran, tidak boleh anggaran belanja itu keluar dari konteks seperti yang dimaksud.

Saya dari fakultas kehutanan Universitas Gajah Mada, kompetensi saya adalah di bidang sumber daya alam dan Pertanahan. Oleh karena itu, siapapun yang kelak akan mendampingi menjadi pembantu presiden haruslah punya kompetensi yang baik, Tetapi perpolitikan itu penting didukung oleh ilmu pengetahuan, karena kalau ilmu pengetahuan tidak kita hormati, tidak kita pegang dengan baik, maka yang kedua kita perlu sekali partisipasi masyarakat, partisipasi masyarakat di dalam pembangunan itu harus mengutamakan pembangunan adalah manusia bukan sumber daya alam. Oleh karena itu kebutuhan kita membangun sumber daya manusia melalui pendidikan keagamaan, rohani pendidikan politik hukum itu menjadi bagian yang sangat penting ke depan bagi seorang calon pemimpin di Indonesia.(Red)