Film Petualangan Anak “Buku Harianku” Tayang Mulai 12 Maret 2020

TrenddJakarta.com, 4 Februari 2020 – Bro’s Studio bersama Blue Sheep Entertainment untuk pertama kalinya memproduksi sebuah film panjang berjudul BUKU HARIANKU. Sebuah film drama petualangan anak yang menyatukan keluarga. Film ini dijadwalkan tayang di bioskop mulai 12 Maret 2020.

Dalam film yang disutradarai oleh Angling Sagaran dan naskahnya ditulis Alim Sudio ini, dikisahkan seorang anak perempuan berusia delapan tahun bernama Kila yang senang mencurahkan isi hati dengan menulis di buku harian. Suatu ketika, oleh ibunya Kila dititipkan sementara sekaligus mengisi masa liburan ke rumah kakeknya, Prapto, di Desa Goalpara, Sukabumi.

Di desa yang asri tersebut Kila bertemu kembali dengan kawan lamanya, Rintik, yang diproteksi oleh ibunya karena menyandang disabilitas. Pun demikian, Kila menganggap Rintik sebagai teman baiknya.

Keceriaan Kila semakin bertambah karena mendapatkan teman-teman baru yang sebaya di desa tersebut. Bersama mereka menghabiskan waktu dengan bermain, bernyanyi riang, bahkan ikut latihan baris-berbaris dengan komando Kakek Prapto yang seorang pensiunan tentara.

Berbekal rasa keingintahuannya terhadap berbagai masalah dan kepedulian terhadap sekelilingnya, Kila akhirnya ikut membantu warga desa keluar dari jeratan perangkap seorang pengusaha properti.

“Pertama kali membaca naskah film ini. saya langsung tertarik. Saya merasa tersentuh dengan ceritanya. Ditambah lagi film ini juga memasukkan unsur musikal. Sudah menjadi impian saya sejak lama menyutradarai film yang di dalamnya mengandung unsur musik karena latar belakang saya yang dulunya juga anak band.’ ujar Angling Sagaran.

Film ini berisi tentang persahabatan. keberanian, tanggung jawab, serta cinta terhadap keluarga dan tanah air yang tidak hanya diperuntukkan bagi penonton anak-anak, tapi juga seluruh rentang usia sehingga bisa menjadi tontonan bagi keluarga Indonesia.

Pengalaman menyaksikan film ini akan bertambah seru karena juga menyisipkan lagu-lagu yang dinyanyikan oleh sang pemeran utamanya, Kila Putri Alam (10 tahun). Lagu-lagu tersebut, salah satunya ‘Burung Parkit’yang telah diluncurkan Kila pada akhir 2019 melalui label Bro’s Music. Setiap lagu yang hadir juga mempunyai koreografi khusus.

“Salah satu motivasi kami yang mendorong kami membuat film ini adalah untuk menambah hiburan yang baik untuk anak. Ditambah pula dengan lagu-lagu anak yang memang coook untuk usia mereka. Kami berharap kehadiran film ini bisa memperkaya perfilman Indonesia dan menambah hiburan keluarga yang bisa ditonton bersama-sama,’ ujar produser Bobby Bossa dari Bro’s Studio.

Selain Kila Putri Alam yang berperan sebagai Kila, film ini juga menghadirkan keluarga Sasono alias @thesasonosfam yang terdiri dari Dwi Sasono (memerankan tokoh Arya Winoyo). Widi Mulia (Riska Handayani), dan Widuri Putri Sasono (Rintik) yang untuk pertama kalinya main bersama dalam satu film.

Aktor senior Indonesia peraih Piala Citra yang sudah tidak diragukan lagi keemampuan aktingnya. Slamet Rahardjo, turut ambil bagian sebagai Prapto Wmoyo. Pemain lainnya adalah Gary lskak (Samsudi) Ence Bagus (Kelik), dan Wina Marrino (Neneng).

lnformasi lebih banyak dan menarik Iainnya tentang film Buku Harianku dapat di buka di media sosial berikut ini:

Facebook: Bukuhariankufllm
lnstagram: Film.bukuharianku
YouTube: Film Buku Harianku

Adapun Sinopsisnya sebagai berikut,

Berkisah tentang Kila, anak berusia delapan tahun yang ceria, cerdas, kritis, tapi juga keras kepala. Dia senang mencurahkan isi hati dengan menulis di buku harian.

Suatu ketika, oleh ibunya Kila dititipkan sementara sekaligus mengisi masa Iiburan ke rumah kakeknya, Prapto yang tinggal di Desa Goalpara, Sukabumi.

Di desa yang asri tersebut Kila bertemu kembali dengan kawan lamanya Rintik, yang diproteksi oIeh ibunya karena menyandang disabilitas. Pun demikian, Kila menganggap Rintik sebagai teman baiknya.

Keceriaan Kila semakin bertambah karena mendapatkan teman-teman baru yang sebaya di desa itu. Bersama mereka menghabiskan waktu dengan bermain, bernyanyi riang, bahkan ikut latihan baris-berbaris dengan komando Kakek Prapto yang seorang pensiunan tentara.

Berbekal rasa keingintahuannya terhadap berbagai masalah dan kepedulian terhadap sekelilingnya. KiIa akhirnya ikut membantu warga desa keluar dari jeratan perangkap seorang pengusaha properti.(Ully)