RAN Merilis Album Ke-6 bertajuk “TEATER NESTAPA”

RAN Merilis Album Ke-6 bertajuk “TEATER NESTAPA”

trenddjakarta.com – Di awal September 2024 yang lalu, RAN merilis double single Rahasia #1 dan Rahasia #2. Keduanya mengawali perjalanan Teater Nestapa, karya terbaru RAN. Album ini, menandakan berakhirnya jeda delapan tahun yang tanpa sadar di jalani antara album self titled yang di rilis tahun 2016 lalu dan album keenam ini. Nino Kayam mengawali penjelasannya dengan singkat. “Delapan tahun menurut kita kelamaan untuk sebuah grup nggak ngerilis album.” Berangkat dengan pemikiran sederhana tersebut, trio yang juga di isi oleh Asta Andoko dan Rayi Putra ini, mengalokasikan waktu khusus untuk menulis materi. Dan  kemudian menjadi sebelas lagu yang di kandung oleh album Teater Nestapa ini.

Pendekatan yang berbeda, mereka tempuh. Jika biasanya RAN di kenal dengan lagu bernuansa cinta yang berbunga-bunga. Teater Nestapa punya kisah yang berbeda arah. Seperti namanya, kisah-kisah yang di sajikan lewat sebelas lagu di album ini. Membawa sisi lain cinta,  sesuatu yang ada di depan mata dan sering seliweran, tapi tidak ingin di rasa-rasa sebagai bagian hidup karena cenderung menyakitkan untuk di alami: Nestapa.

“Kami yakin banyak orang juga yang menyadari bahwa nestapa adalah bagian hidup yang pasti hadir dalam kehidupan mereka. Dan semangat kami sih agar semua orang dapat menerima kenyataan tersebut. Nestapa itu hadir agar manusia dapat lebih menghargai kebahagiaan,” terang Asta.

Ketika di dengarkan sebagai sebuah kesatuan. Teater Nestapa akan memberi paket lengkap akan sisi hidup yang penuh dengan pertanyaan dan struggle harian yang di hadapi manusia ketika berurusan dengan hati.

“Yang ingin kita angkat adalah sisi humanisnya. Jadi cinta bukan sekedar 1+1 = 2,” sambung Nino. Ia melanjutkan, “Nestapa ada buat mengajarkan manusia untuk belajar merasakan bahagia itu seperti apa. Di sini mungkin lebih kayak apa yang harus kita lakukan, putuskan atau perbuat setelah nestapa itu datang. Tapi, apa reaksi kita?”

Selain itu, dari segi kreatif, ada pendekatan baru yang di lakukan oleh RAN. Jika biasanya mereka menggarap sendiri proses masak di belakang layar, maka di album ini, mereka mengajak sejumlah orang untuk ikut berproses sebagai produser musik.

“Idenya, album ini ingin menghadirkan sisi berbeda dari sisi aransemen dan juga eksplorasi sound. Memilih beberapa produser adalah keputusan yang di ambil untuk menghadirkan beragam tipe eksplorasinya. Walau di beberapa lagu, kami tetap juga menjadi produser musik,” lanjut Asta.

Di timpali oleh Rayi, “Ada beberapa lagu yang menurut kita kalau di kerjakan sendiri, kurang maksimal. Ujungnya bakal jadi kayak RAN yang dulu. Jadi, kami merasa perlu di bantu co- producing untuk bisa terdengar lebih fresh dan relevan.”

Dari kacamata band yang sudah mapan, RAN di lengkapi privilege untuk bisa memilih orang yang cocok di ajak bekerjasama. Di dalam hal mewujudkan ide yang mereka pikirkan di kepala. Proses produksi Teater Nestapa menunjukan ini.

“Bersyukur bisa punya keleluasaan model begitu. Karena kami tahu betul visi untuk setiap karya yang kami buat. Tidak ada batasan membuat kami bisa mewujudkan visi tersebut,” kata Asta. Nino menambahkan. “Kayaknya ini waktu yang tepat juga untuk coba berpartner dengan produser-produser yang kebetulan juga cukup kenal baik dengan RAN. Jadi, kurang lebih, mereka sudah tahulah karakter, DNAnya RAN seperti apa. Jadi, ketika mencoba untuk menyisipkan rasa baru di situ, kita yakin mereka nggak bakal merusak corenya RAN.”

Teater Nestapa juga di buat dengan melakukan sesi workshop yang lebih santai dan tidak monoton di garap di dalam studio. Tiga orang personil RAN memutuskan untuk keluar dari Jakarta dan menemui lingkungan baru guna berkreasi.

“Kami ke villa di Bogor dan Bali. Waktunya terbatas, karena selalu bentrok sama manggung dan kesibukan pribadi lainnya. Tapi berhasil intens workshop sekitar 2-3 hari di masing-masing kota,” cerita Rayi.

“Mungkin ini menjadi kegiatan seru yang membuat kami banyak melakukan eksplorasi dari segi musik. Dan secara nggak langsung bikin pendewasaan di dalam album ini. Juga ketemu, tanpa di sadari, sama pesan tersirat, ‘Tidak apa menghilang sebentar dari kebisingan kota untuk menenangkan diri.’ Kami melakukan itu untuk menghilangkan rasa jenuh dan monoton dan Teater Nestapa berhasil di selesaikan,” tambah Nino lagi.

Dari sisi lagu, di album ini, selain produser yang beragam serta proses penggarapan yang tidak seperti biasanya. RAN juga mengajak Salma Salsabil di lagu Hey! Tunggu Dulu. “Suara dia bikin lagunya jadi komplit dan lebih berwarna. Bisa aja di bawain bertiga, tapi dia missing puzzle yang bikin lagu ini jadi ok,” jelas Rayi.

Teater Nestapa juga melibatkan sebuah orkestra visual. Sesuai dengan konsep film yang di emban.

Pada 8 Oktober 2024 lalu, sebuah film pendek yang berfungsi sebagai trailer berdurasi delapan menit di rilis di Youtube. Film pendek ini di sutradarai oleh Senry Alvin, ceritanya di tulis oleh Aco Tenriyagelli dan di perankan oleh Reza Rahadian. Masing-masing judul lagu dari Teater Nestapa di presentasikan dalam adegan-adegan film ini.

Selain itu, Teater Nestapa juga di lengkapi dengan rencana besar yang mengikutinya. “Kita ingin bikin showcase untuk album ini,” kata Rayi. “Mungkin juga tur, film dan beberapa ide lain,” timpal Nino.

Presave sekarang di berbagai DSP favoritmu, Teater Nestapa akan datang dalam hitungan hari. (***)