
trenddjakarta.com, Malang, 21 Februari 2025 – Kesuksesan yang bisa di raih musisi era ini ternyata bukan hanya tentang viral di media sosial. Hal tersebut di buktikan Halim Wicaksono atau di kenal dengan nama panggung Hal. Tanpa strategi promosi atau viral dulu, lagu berjudul “L” dari album mini perdana Perspektif (2018) berhasil meraih 303 juta lebih pendengar sampai siaran pers ini beredar.
Perjalanan Hal yang kini berganti nama menjadi Halstage sesuai akun Instagram-nya akhirnya sampai di perilisan album mini baru The Folk: Side B. Ini adalah yang merupakan kelanjutan dari The Folk: Side A. Album mini ketiga di sepanjang kariernya ini menghadirkan 3 nomor yaitu “Di Sore Hari yang Lucu” sebagai trek fokusnya, “Kamu”. Dan “Bagaimana Bisa Seseorang”.
“Orang lebih mengenalku sebagai Halstage, bukan Hal yang aku bikin sebagai nama panggung. Kenapa dulu media sosialku di namakan Halstage karena menurut aku, sesuatu yang aku
keluarkan di internet sebagai panggungku saja, bukan pribadiku. Halstage itu panggungnya Hal.
Seiring berjalannya waktu, orang-orang juga lebih mengenal Halstage daripada Hal,” jelas Hal soal pergantian namanya. Menelusuri proses berkarya Hal, ternyata tidak ada alasan khusus mengapa ia sejak awal selalu memasukkan hanya 3 lagu di setiap album mininya. Melainkan sang musisi merasa langkah yang di ambil selama ini adalah tahap pembelajaran..
“Aku benar-benar mengulik bagaimana caranya rekaman, mixing dan mastering yang bagus. Keluarnya Perspektif kemudian The Folk: Side A, dan sekarang The Folk: Side B. Ini prosesku untuk bikin karya yang bagus. Setiap rilis 3 lagu pun gak ada konsepnya, namun berdasarkan merasa 3 lagu itu materi yang cukup,” kata Hal.
Berbicara soal The Folk. Hal memulainya bulan Januari 2020 sebagai nama program di kanal YouTube pribadinya hingga Side A resmi di perdengarkan Desember di tahun yang sama. Dan lewat perilisan Side B, musisi kelahiran Bandung ini ingin mempersembahkan sesuatu yang lebih personal dan reflektif. Dengan masih mengadopsi puisi kiriman pendengar sebagai inspirasi utama pembuatan lagunya.
“Album The Folk: Side A konsep awalnya cerita tentang kehidupan dan Side B ini khususnya tentang asmara. Lagu-lagu yang tercipta berasal dari puisi para pendengar yang tentu sudah seizin mereka untuk di rilis. Lucunya, kami belum pernah bertatap muka sampai sekarang, hanya berkontak via internet,” ungkapnya.
Dengan aransemen musik olahan sendiri, yang terdengar sederhana namun mengena, Hal punya penjelasan mengenai satu per satu arti lagunya. Lagu “Di Sore Hari yang Lucu” yang di pilih sebagai trek fokus berbicara tentang kesederhanaan untuk merepresentasikan esensi dari The Folk: Side B yaitu kehangatan dan kesederhanaan. Sementara lagu “Kamu”, Hal mengatakan bahwa pencipta puisinya ingin menyampaikan perasaan ke orang yang di cintai tanpa kata cinta. Melainkan kata-kata lain yang lebih bisa
menggambarkan perasaan tersebut. Dan terakhir “Bagaimana Bisa Seseorang” berisi cerita pasangan yang saling mencintai, namun tidak bisa bersama.
Perilisan album mini The Folk: Side B juga menandai usia karier Hal yang sudah menginjak tahun yang ke-7 di industri musik Indonesia. Ia merasa bersyukur karyanya bisa di terima sesuai dengan harapan. Di kenal karena karya bukan personalitas.
“Sebetulnya ini adalah karya terakhir menggunakan nama Hal. Ke depannya ada karya lagi apa tidak, semoga ada dan tetap bisa menyenangkan banyak pendengar,” tutupnya.
(***)