trenddjakarta.com, Jakarta, 12 Maret 2025 – Di awal Ramadan, semangat beribadah seperti salat, puasa, dan tadarus begitu menggebu. Namun, seiring berjalannya waktu, terutama memasuki pertengahan bulan, tidak sedikit umat Muslim mulai merasakan tantangan untuk tetap konsisten. Apalagi jika khusyuknya ibadah telah kembali di ganggu kesibukan pekerjaan, rutinitas harian dan berbagai aktivitas lain yang membuat fokus beribadah perlahan menurun. Rasa lelah dan kejenuhan juga sering muncul, membuat sebagian orang tanpa sadar mulai mengendurkan intensitas ibadahnya. Padahal, Ramadan adalah momen istimewa yang sayang jika di lewatkan tanpa meraih manfaat spiritual secara maksimal. Untuk itulah ngaji.ai hadir sebagai partner digital untuk kelancaran ibadah selama bulan suci.
Hal ini juga di rasakan influencer dan pengguna ngaji.ai. Seperti penulis Lita Iqtianty, yang di Instagram lebih di kenal sebagai nenglita yang mengaku tidak jarang kesulitan membagi waktu antara kesibukan sehari-hari dengan waktu untuk keluarga dan beribadah. Membawa Al-Qur.’an genggam awalnya cukup membantu, tetapi kenyamanan membaca sering harus di korbankan. “Di tengah kesibukan kerja dan mengurus keluarga, kadang sulit punya waktu khusus untuk mengaji, apalagi untuk merencanakan khatam Al-Qur.’an di bulan ini. Huruf-huruf kecil dalam Al-Qur.’an genggam yang biasa saya bawa susah di baca dan harus selalu sedia cahaya. Tapi sejak pakai ngaji.ai, saya bisa merencanakan jadwal mengaji, bahkan tetap bisa mengaji lewat handphone walau di luar rumah. Saya bisa mengaji kapan saja di tengah kesibukan, in-between pekerjaan atau bahkan di dalam perjalanan. Tambahan lagi, saya juga bisa mengaji bareng dengan anak, memastikan pelafalannya tepat,” ujar Lita.
Dengan peluncuran fitur terbarunya, ngaji.ai memang ingin menjadikan bulan Ramadan kali ini sebagai momen tepat untuk menyatukan berbagai generasi dengan membangun Gen-Ji (Generasi Bisa Ngaji). Rendahnya literasi Al-Qur.’an di Indonesia, meskipun merupakan negara dengan populasi Muslim yang besar adalah masalah kompleks yang di sebabkan berbagai faktor. Di antaranya metode pembelajaran Al-Qur.’an yang kurang efektif atau kurang menarik dapat membuat siswa, khususnya generasi yang lebih muda kehilangan minat.
Salah satu penelitian menunjukkan rendahnya minat membaca Al-Qur.’an pada anak usia 6-12 tahun karena anak yang lebih tertarik bermain gawai (Khoirurrizki & Bustam 2022). Sementara itu, orang tua tidak bisa selalu mengawasi perilaku dan tidak banyak yang memiliki kecakapan memadai untuk memberi pembelajaran Al-Qur.’an. Pada orang dewasa, pendidikan Al-Qur.’an yang tersedia juga jauh lebih terbatas daripada untuk anak-anak, sehingga mengurangi motivasi individu untuk belajar Al-Qur.’an.
Menjawab tantangan tersebut, Martin Novela, Head of Product Vokal.ai, memaparkan fitur-fitur baru ngaji.ai. Seperti gamifikasi lengkap dengan skor dan variasi soal-soal, ngaji.ai Khatam yang membantu perencanaan khatam Al-Qur.’an sesuai tenggat waktu yang di inginkan pengguna mulai dari 1 bulan–pas buat Ramadan–hingga 1 tahun. Serta aplikasi yang semakin pintar dan di personalisasi dengan mendeteksi pelafalan hingga ke tiap huruf secara cepat dan akurat. Di sertai saran perbaikan agar pengguna bisa meningkatkan kemampuan mengaji secara optimal.
“Dengan masifnya teknologi AI di Indonesia yang sudah mencapai lebih dari 1,4 miliar akses. Masyarakat kita semakin terbuka terhadap integrasi AI dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Pengalaman belajar mengaji dengan akal imitasi jadi lebih personalized dan interaktif, sehingga tidak jenuh dan selalu termotivasi untuk terus belajar. Tidak hanya pengguna, aplikasi juga terus belajar mengenali penggunanya. Teknologi ini bukan untuk menggantikan peran guru, tetapi sebagai alat bantu agar belajar mengaji jadi lebih inklusif dan mudah,” papar Martin.
Vanya Sunanto, COO Vokal.ai, menegaskan bahwa ngaji.ai terus berkomitmen mendukung umat Muslim di bulan Ramadan dalam menjaga konsistensi ibadah. Juga berkontribusi pada peningkatan literasi Al-Qur.’an di Indonesia. Sebagai bagian dari upaya ini, ngaji.ai turut berfokus pada bidang pendidikan melalui kerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Malang. Yaitu dalam riset mendalam untuk mengukur efektivitas pembelajaran mengaji secara digital. “Ini merupakan studi jangka panjang yang masih berjalan terkait proses belajar mengaji dengan ngaji.ai. Untuk mengetahui peran aplikasi ngaji.ai sebagai alat bantu belajar. Nantinya hasil penelitian tentu akan jadi masukan untuk kami terus menyempurnakan aplikasinya,” jelas Vanya.
Tidak hanya menghadirkan kemudahan akses, ngaji.ai juga memberikan pengalaman belajar yang lebih personal dan efektif. Banyak orang ingin meningkatkan bacaan Al-Qur.’annya, tetapi merasa ragu apakah mereka belajar dengan benar atau tidak. Akal imitasi (AI) dalam aplikasi ngaji.ai dapat memberikan umpan balik langsung ke pengguna. Memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif baik itu untuk pembelajaran mandiri, maupun bersama dengan bimbingan guru dan orang tua.
“Mengaji bagi saya bukan sekadar menghafal atau membaca Al-Qur.’an dengan cepat. Tetapi bagaimana kita bisa memahami dan melafalkan dengan lebih baik. Saya juga bisa menghabiskan quality time bareng anak saya sambil belajar mengaji di dukung ngaji.ai. Sekaligus melengkapi proses belajar agar lebih mudah di akses dan lebih menyenangkan. Tahun ini, harapan kami sekeluarga untuk khatam Al-Qur.’an bersama insya Allah akan lebih mudah terwujud,” tutup Lita.
Aplikasi ngaji.ai sudah tersedia bagi pengguna Android dan IOS. Dan dapat di unduh melalui Play Store dan App Store.(***)