Ketulusan & Kasih yang Terjadi di Bukit Golgota

Ketulusan & Kasih yang Terjadi di Bukit Golgota

trenddjakarta.com – Jakarta 18 April 2024, Hari ini adalah hari di mana Umat Nasrani, merayakan yang di sebut “Good Friday”. Dalam bahasa Indonesia biasa di sebut sebagai Jumat Agung. Definisi Jumat Agung adalah hari di mana Nabi Isa atau Yesus Kristus di salibkan dan mati di Bukit Golgota 2000 tahun lalu. Karena Kasihnya kepada umat manusia, Yesus rela mengorbankan nyawanya dan mati di kayu salib. Kasih dan Cintanya yang besar terhadap manusia yang membuat Yesus tulus melakukan semua penderitaan di Kayu Salib. Kasih mengalahkan segalanya, Begitulah Ajaran Kristus yang di sampaikan kepada Umat yang di kasihinya.

Paus Fransiskus yang adalah pemimpin Gereja Katolik Dunia, beberapa waktu yang lalu pernah mengalami sakit berat yaitu radang paru. Dalam keadaan sakit, beliau menyempatkan diri menulis pesan indah. yang semuanya tertuju kepada Kasih yang Tulus.

“Dinding rumah sakit telah mendengar lebih banyak doa yang tulus di bandingkan dinding gereja atau mesjid. Dinding rumah sakit ini telah menyaksikan lebih banyak ciuman yang jujur di bandingkan di bandara. Di rumah sakit, kita melihat seorang pembenci LGBT di selamatkan oleh dokter gay. Seorang dokter yang kaya menyelamatkan nyawa seorang pengemis”.
“Di Unit Perawatan Intensif, seorang Yahudi merawat seorang rasis yang membencinya. Seorang polisi dan seorang tahanan berbaring di ruangan yang sama. Menerima perawatan yang sama. Seorang pasien kaya menunggu transplantasi hati, bersiap menerima organ dari seorang pendonor miskin”.

Di saat-saat seperti inilah. Ketika Rumah Sakit menyentuh luka manusia, dunia yang berbeda bertemu dalam Rancangan Ilahi. Dan dalam pertemuan takdir ini, kita menyadari bahwa kalau sendirian, kita bukanlah apa-apa.

Kebenaran sejati manusia, sering kali, hanya terungkap di saat rasa sakit atau ancaman kehilangan seseorang yang tak terhindarkan. Rumah sakit adalah tempat di mana manusia menanggalkan topengnya. Menampakkan diri apa adanya, dalam esensi paling murninya.

“Hidup ini akan berlalu dengan cepat, jadi jangan sia-siakan dengan bertengkar dengan orang lain. Jangan terlalu banyak mengkritik tubuhmu sendiri. Dan terlalu sering mengeluh. Jangan kurang tidur hanya karena tagihan. Pastikan untuk memeluk orang-orang yang kau cintai”.

Jangan terlalu khawatir agar rumah tetap bersih sempurna. Harta benda harus di peroleh oleh setiap individu.  Jangan habiskan hidup hanya untuk mengumpulkan warisan. Kamu menunggu terlalu lama. Natal, Lebaran nanti, hari Jumat depan, tahun depan, saat uang cukup, saat cinta tiba, saat segalanya sempurna.

“Dengar, kesempurnaan itu tidak ada. Manusia tidak di ciptakan untuk mencapainya, karena kita memang tidak di buat untuk merasa sepenuhnya utuh di sini. Di dunia ini, kita hanya di beri kesempatan untuk belajar. Jadi, manfaatkanlah ujian hidup ini. Dan lakukanlah sekarang”.
“Hormati diri sendiri dan hormati orang lain. Jalani jalanmu sendiri. Dan lepaskan jalan yang di pilih orang lain untukmu. Hormati, jangan berkomentar, jangan menghakimi, jangan mencampuri. Cintailah lebih banyak, maafkan lebih banyak, peluk lebih banyak, hiduplah lebih dalam ! Dan serahkan sisanya pada Sang Pencipta.”

Paus Fransiskus mau mengatakan, bahwa di atas semuanya itu Kenakanlah kasih sebagai pemersatu Umat di Dunia. Selamat Merayakan karya terindah yang telah Kristus lakukan di Kayu salib. “Happy a Good Friday”.

(***)