Trenddjakarta.com – Jakarta, Maraknya demo yang terjadi di Indonesia, khusus nya Jakarta makin banyak terdengar , yang kebanyakan mengatasnamakan kepentingan pribadi. Ketua Indonesian Traffic Watch (ITW), Edison, wartawan senior di Polda Metro Jaya yang menerima undangan ajakan demo diminta komentarnya mengatakan,“Ah semua itu lagu lama kaset baru. Ada gula ada semut mereka itu tahu di ditlantas banyak gulanya,nggak perlu diseriusi, ujungnya pasti kesana,” tandas Edison tanpa menjelaskan arah kesananya, Selasa (13/8).
Ajakan demo kini sebagai alat kompromi mencari fulus. Untuk ketiganya kali kelompok yang mengatas namakan peduli rakyat mengajak demo ke Mabes Polri dan Satpas SIM, namun pada hari H nya, kelompok tersebut tak berani menampakkan batang hidungnya.
Korlap ajakan demo yang menyoroti kinerja Polri khusunya korp lalulintas, Korlin yang dikonfirmasi wartawan lewat WA Selasa(13/08) hanya menjawab “ga jadi bang, aksi dibatalkan om.”
Ditanya alasan kenapa tidak jadi demo, padahal sudah menuduh ada pungli dan meminta dirlantas dicopot, hingga berita ini tampil, Korlin tak menjawab. Padahal, sehari sebelumnya Korlin memastikan akan mengkritisi korp bertopi putih di Jakarta. “Pasti Bang, kami akan turun.” Seringnya muncul ajakan demo secara broadcast lewat WA, sejumlah warga dan wartawan menjadi apatis. “Jadi yang namanya demo tidak selalu menyuarakan kepentingan masyarakat, tapi bisa saja kelompok maupun pribadi,” ungkap warga yang ditemui saat pengurusan SIM.
Sementara itu, ajakan demo Kelompok Lingkaran Rakyat Anti Pungli (LRAP) menjadi rumpian menarik. Sebab, kelompok itu mengajak demo ke Satpas SIM Daan Mogot Jakbar dan Mabes Polri Jaksel.
Ada dua tuntutan yang dilayangkan oleh kelompok LRAP dengan Korlap Kolin. Pertama menuntut copot kepala sesi SIM karena dianggap tak mampu menekan angka percaloan. Tuntutan kedua mendesak Kapolri dan Kakorlantas mengevaluasi kinerja dirlantas Polda Metro. Disini Kabagregident punya tanggung jawab pembenahan sistem.
Nyatanya hari H yang ditentukan dalam undangan mereka tak muncul. Disinyalir, ketidak hadiran pendemo sudah “dijinakkan”. Artinya, layu sebelum berkembang.
Dua pejabat di gedung biru Polda Metro Jaya baik Dirlantas maupun Kabagregident tak berhasil dikonfirmasi karena kedua pejabat tersebut sedang menunaikan ibadah haji. “Bapak sedang ibadah haji, tak ada di ruangan,” ungkap stafnya.
Sebelumnya pada Minggu(21/7) beredar undangan berantai ajakan demo pada Senin(22/7) secara berantai lewat WA yang mengatasnamakan dari SEMMI Jakarta Raya di Satpas SIM Jl. Daan Mogot Jakbar.
Undangan yang disertai dengan nomor HP korlap viral sehari sebelumnya. Isinya, senada mereka menuntut agar dirlantas Polda Metro Jaya dan Kasi SIM dicopot dari jabatannya. Karena membiarkan pungutan liar di pelayanan masyarakat
Namun gertakan dari surat berantai tersebut cuma ajakan belaka, faktanya sejumlah wartawan yang sudah menunggu di lokasi sesuai undangan dari yang mengaku kelompok peduli masyarakat itu tak nongol.
Joseph Hutabarat SH, MH memaklumi jika masyarakat bersikap nyinyir terhadap demo. Apalagi jika LRAP tak memenuhi janjinya, sehingga interprestasi bermacam – macam. “Seyogianya demo itu terwujud, sehingga tidak ada praduga,” tandasnya.