Trenddjakarta.com-Jumat, 9 April 2021-Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI), menyelenggarakan acara temu Inovasi ke-11, Jumat (9/04/2021), secara daring. Mengangkat tema “Melewati Satu Tahun Pendidikan pada Pandemi COVID-19 : Belajar dari Praktik Baik untuk Terus Melangkah ke Depan,” Temu Inovasi kali ini diselenggarakan dalam rangka belajar dari kilas balik setahun pandemi COVID-19 khususnya bagi dunia pendidikan di Indonesia.
“Setahun terakhir menjadi tahun yang sulit bagi kita semua, terutama di bidang pendidikan. COVID-19, telah mengakibatkan disrupsi terhadap pendidikan dan proses pembelajaran anak-anak . Penting sekali bagi kita untuk mengambil waktu sejenak, membahas apa yang dapat kita pelajari dari masa ini, serta bagaimana kita dapat menggunakan pembelajaran ini untuk mempersiapkan perjalanan ke depan dan mendukung satu sama lain. Saya berharap acara hari ini dapat memfasilitasi dialog tersebut,” kata Minister Counsellor untuk Tata Kelola dan Pembangungan Manusia, Kedutaan Besar Australia, Kristen Bishop dalam kata sambutannya.
Melalui Temu Inovasi #11, berbagai pihak yang berkolaborasi dapat saling berbagi informasi dan inspirasi terkait berbagai upaya yang dilakukan oleh berbagai aktor pendidikan, baik pemerintah, sekolah, dan guru, maupun mitra pembangunan non-pemerintah dalam pembelajaran di masa pandemi. Apa saja tantangan yang masih berdampak pada proses belajar-mengajar, pembelajaran apa yang bisa dipetik, serta upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi tantangan tersebut.
Pada rangkaian pembuka acara, Kirsten Bishop mewakili Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Anis Maskur mewakili Kementerian Agama, dan Totok Suprayitno mewakili Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Setelah rangkaian pembukaan acara, tiga paparan mengawali acara ini. Paparan pertama, yaitu Amich Alhumami selaku Direktur Pendidikan dan Agama Bappenas yang menyampaikan materi terkait “Studi Pembelajaran: Penanganan COVID-19 di Indonesia.” Direktur Program Inovasi Mark Heyward yang menyampaikan paparan dengan tema terkait “Kilas balik setahun pendidikan di masa pandemi COVID-19: Pembelajaran yang dipetik.” Sedang Ekonom Bank Dunia, Rythia Afkar, menyampaikan materi terkait “Estimasi Dampak COVID-19 pada Pembelajaran dan Penghasilan di Indonesia: Bagaimana membalikkan keadaan?”
Selain ketiga pemberi paparan tersebut, dihadirkan juga narasumber untuk berbagi pengalaman dan pembelajaran seperti Anasiana Pertiwi, Relawan Literasi (Relasi) NTB, Kabupaten Lombok Utara yang terlibat langsung dalam program INOVASI. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nagekeo NTT, Tiba Aloysius; Kepala Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) KH. Mukmin Sidoarjo, Jawa Timur, Nurul Hamamah; dan Bupati Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara Ibrahim Ali.
Selain itu, masih sebagai narasumber dihadirkan juga Dewi Pancawati selaku Peneliti Litbang Kompas Bidang Kajian Pendidikan, serta Wakil Sekretaris Jenderal Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jejen Musfah.
Anasiana selaku relawan yang melakukan pendampingan belajar kepada siswa di wilayah tempat tinggalnya di Lombok Utara bercerita, program INOVASI yang dijalakannya dirasa sangat bermanfaat dan membantu masyarakat di tengah pandemi, khususnya oleh tenaga pengajar seperti guru dan orang tua murid.
“Sebelum saya melakukan pendampingan, orang tua murid tidak terlalu menyempatkan diri untuk mendampingi anak saat belajar. Namun setelah diberikan pemahaman akan pentingnya literasi, kini orang tua mulai menyempatkan diri, ” tutur mahasiwi tingkat akhir STKIP Hamzar tersebut.
Pada sesi tanggapan acara Temu Inovasi #11 diisi oleh: Najelaa Shihab, Pegiat dan Pemerhati pendidikan; Rachmadi Widdiharto, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; Muhammad Zain, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah, Kementerian Agama; dan Amich Alhumami, Direktur Pendidikan dan Agama Bappenas, Bappenas.
“Di dunia pendidikan, COVID-19 berpengaruh terhadap berkurangnya kesempatan pembelajaran bagi anak-anak. Gap atau kesenjangan pendidikan yang selama ini dengan kerja keras telah coba kita pangkas, kembali semakin terasa. Untuk itu upaya untuk memitigasi segala risiko perlu ditingkatkan. Melalui Temu Inovasi ini, diharapkan kita dapat belajar dari praktik baik yang sudah dilakukan selama setahun untuk menyusun rencana kebijakan strategis ke depan. Dengan belajar dari praktik baik, saya optimis kita dapat keluar dari kesulitan ini,” kata Plt Kepala Balitbang dan Perbukuan Kemendikbud, Totok Suprayitno.
Dukungan di Masa Pandemi
Rencana kerja program INOVASI tahun 2020–2021 dikembangkan secara kolaboratif bersama mitra pemerintah. Situasi pandemi COVID-19 tentu menjadi tantangan tersendiri dalam proses perencanaan yang mengharuskan INOVASI lebih responsif untuk memenuhi kebutuhan program.
Tujuh bidang yang menjadi fokus program INOVASI selama periode 2020–2021 meliputi: (1) respons dan pemulihan COVID-19; (2) kesetaraan gender, disabilitas dan inklusi sosial (GEDSI); (3) kurikulum dan asesmen; (4) kepemimpinan sekolah dan guru: (5) Pendidikan Islam; (6) pemantauan, evaluasi, penelitian dan pembelajaran; dan (7) pialang pengetahuan dan membangun koalisi.
Beberapa kegiatan utama sejak bulan Juni 2020 hingga Maret 2021 yang dilakukan oleh INOVASI sesuai tujuh bidang fokus di atas adalah:
1. Mendukung penanggulangan dan pemulihan COVID-19 di Indonesia
2. Memperkuat keterlibatan dalam bidang GEDSI
3. Merencanakan program rintisan untuk implementasi kurikulum dan sistem asesmen yang baru pada tahun 2021
4. Dukungan untuk manajemen guru, kepemimpinan sekolah, dan pengembangan keprofesian yang berkelanjutan
5. Memberikan masukan teknis kepada Kemenag dan mitra lainnya terkait sistem madrasah
6. Menyediakan informasi yang relevan untuk mendukung para pembuat keputusan dan praktisi – sebagai bagian dari peran INOVASI dalam menjembatani pengetahuan dan membangun koalisi.
7. Pemantauan, evaluasi, riset dan pembelajaran.
(Rel)